Minggu, Juli 4

Pneumonia

Definisi klasik pneumonia adalah penyakit respiratorik ditandai dengan batuk, sesak nafas, demam, ronki basah halus, dengan gambaran infiltrat pada foto polos dada.

Penyebab :
  • Neonatus : Streptococcus group B dan Listeria monocytogenes
  • Usia pra-sekolah : paling banyak pneumonia virus (RSV, respiratory syncytial virus) dan berkurang dengan bertambahnya usia.
  • Usia > 5 tahun : Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia pneumoniae
  • Pneumonia bakterial : terbanyak dari Streptococcus pneumoniae, bisa lainnya dari Haemophilus influenze, Staphylococcus aureus.
Faktor Resiko
Pada anak yang malnutrisi, usia muda, kelengkapan imunisasi (masuk anamnesis imunisasi), kepadatan hunian (masuk anamnesis lingkungan keluarga), defisiensi vitamin A, defisiensi Zn, polusi udara, paparan rokok (masuk anamnesis keluarga)

Assesment
Diagnosa ditegakkan berdasarkan faktor usia + gejala klinis + hasil lab + foto thorax

Komplikasi
1. Efusi Pleura
2. Empiema
3. Pneumothoraks
4. Abses paru
5. Sepsis
6. Gagal nafas

Planning
1. Perlu antibiotika atau tidak ?
Perlu pada semua kasus pneumonia. Idealnya pengobatan sesuai kausa dan pneumonia viral tidak memerlukan antibiotika, namun karena kendala pemeriksaan virologi dan kesulitan membedakan penyebab virus atau bakteri atau kemungkinan infeksi bakteri sekunder maka tetap diberi antibiotika.

2. Antibotika spektrum luas atau spektrum sempit ?
Pilihan pertama digunakan golongan beta laktam (penisilin, ampisilin) (lebih baik menggunakan penisilin + sulbactam untuk cegah resistensi) untuk kasus ringan dan sedang, untuk pneumonia tanpa komplikasi.
Pada kasus berat dan belum diketahui penyebabnya digunakan antibiotika golongan sefalosporin.
Untuk neonatus/ bayi <3>
Jika kuman penyebabnya adalah stafilokokus,

Indikasi MRS
  1. Penderita tampak toksik
  2. Umur kurang dari 6 bulan
  3. Distres nafas berat
  4. Hipoksemia (saturasi O2 <93-94%>
  5. Dehidrasi atau muntah
  6. Efusi pleura / abses paru
  7. Imunokompromais
  8. Ketidakmampuan orang tua merawat
  9. Ada penyakit penyerta lain (PJB, penyakit jantung bawaan)
  10. Pasien butuh pengobatan antibiotika parenteral

Cerebral Palsy Diagnosis dan Tatalaksana

Definisi adalah penyakit kronik menyerang pusat pengendali alat gerak dengan manifestasi klinis pada tahun pertama kehidupan dan tidak akan bertambah buruk pada usia selanjutnya (tidak progresif). Jadi tidak ada masalah pada otot dan jaringan saraf tepi. CP bukan penyakit menular, bukan juga penyakit herediter. Hingga saat ini, CP belum dapat disembuhkan.

4 klasifikasi berdasarkan kerusakan gerak :
1. CP spastik
2. CP atetoik/diskinetik
3. CP ataksid
4. CP campuran
Biasanya kombinasi antara CP spastik dengan CP atetoid

4 klasifikasi berdasarkan derajat penyakit
1. Minimal
Anak tampak normal
2. Ringan
Berjalan umur 24 bulan
3. Sedang
Berjalan umur 3 tahun
4. Berat
Tidak bisa berjalan

Anamnesis
Perlu digali mengenai :
  • Gejala Awal : muncul pada anak <3 class="Apple-style-span" color="#FF6600">keterlambatan perkembangan (terlambat tengkurap, duduk, merangkak, tersenyum, berjalan dan berbicara). Ada abnormalitas tonus otot, bisa hipotonia, bisa hipertonia, bisa hipotonia lalu menjadi hipertonia.
  • Gejala lain : kejang, gangguan menelan, air liur menetes terus (drooling)
  • riwayat persalinan : bayi kuning waktu lahir (ikterus neonatorum), tidak menangis, persalinan macet/lama (curiga kekurangan oksigen, hipoksia berat)
  • riwayat kesehatan ibu sewaktu hamil : pernah terkena infeksi rubela, cytomegalovirus, toxoplasma (kontak dengan kucing ?)
  • riwayat penyakit ibu : pernah kena stroke ? karena memungkinan darah ibu terbentuk stroke pada bayi, terjadi infark cerebri
  • riwayat penyakit anak : pernah menderita infeksi otak (meningitis, encephalitis)
Pemeriksaan Fisik
KU : cukup Kes : CM
VS : N : 125x/min Temp : 36,6 C RR : 25x/min
K/L : a-/i-/c-/d- pch - mc - pKGB -
Tho : sim ret -
P : ves/ves rh-/- wh-/-
C : S1S2 tunggal m- g-
Abd : flat, supel BU(+)N
H : ttb
L : ttb
Ext : kaku ? lumpuh ? klonik ? spastik ?
akral HKM, crt<>


St. Neurologis (intinya ada keterlambatan hilangnya reflek primitif seperti reflek moro, ada kelumpuhan salah satu anggota gerak)
RF :
RP :
Tonus

Assesment :
Langkah selanjutnya menyingkirkan penyakit lain penyebab masalah pergerakan.Yang terpenting kondisi kelainan anak tidak berubah (tidak progresif) yang merupakan ciri khas CP.

Planning
Terapi Medikamentosa untuk kejang
  1. Diazepam (tidak untuk anak <6>
  2. Botox (Botulinum Toxin) bekerja menghambat pelepasan asetilkolin. Digunakan untuk melemaskan otot yang kaku.
 

My Blog List

Site Info

Followers